Wednesday, September 5, 2007

News.

Masyarakat Rusia Dukung Perubahan di Indonesia


Moskow (ANTARA News) - Masyarakat Rusia sangat simpati dan mendukung perubahan di Indonesia, yang tercermin pada upaya angkatan tua Rusia mengajar pemuda Rusia menghormati sejarah Indonesia, mengingat sumbangannya pada perkembangan sejarah.

Hal itu dikemukakan Wakil Kepala Departemen Sejarah Asia Tenggara dari Lembaga Negeri Asia dan Afrika Universitas Moskwa Vladilen Tsyganov kepada pengulas politik RIA Novosti Dmitry Kosyrev di Moskwa hari Rabu.

"Indonesia adalah dunia kecil dihuni ratusan suku bangsa, yang berbicara dengan lebih dari 500 bahasa. Mereka memiliki sejarah menarik. Kami sangat simpati pada revolusi dan mendukung hal itu," katanya dengan menyebutkan bahwa seni beladiri Indonesia, pencak silat, juga dipelajari oleh masyarakat Rusia.

Menurut dia, sejarah Indonesia memiliki banyak masa penting sebagaimana halnya China dan Jepang.

"Indonesia memiliki kepribadian cemerlang. Soekarno benar-benar luar biasa. Tandingannya, yang setara dalam sejarah dunia, hanyalah Chou En-lai dan Nasser," katanya.

Disebutkannya bahwa lebih banyak orang tertarik pada Soekarno di Rusia.

"Kami memiliki hubungan cukup lama dengan Indonesia. Masih segar dalam ingatan banyak orang Rusia ketika Presiden Soekarno datang ke negara ini dengan hangat. Itu bulan madu hubungan kita. Kami membantu Indonesia membebaskan jajahan terakhir, Irian Barat. Orang mengingat Indonesia, yang secara paradoks menjadi bagian dari legenda. Semua memiliki banyak penggemar," katanya menjelaskan.

Dia juga mengatakan bahwa anggapan masyarakat Rusia hanya mengenal tiga B --batik, Bali, dan Borobudur-- sangat tidak benar.

"Ada juga yang mempelajari senjata dari berbagai macam suku berbeda. Banyak juga yang tertarik akan pengalihan mitologi India di Indonesia, Ramayana dan Mahabarata, yang juga cukup berbeda. Indonesia memiliki pahlawan epiknya sendiri," katanya.

Kedudukan penting Indonesia, menurut dia, terjadi karena letaknya, yang sangat strategis di dunia.

"Ambil saja sejarah penelusuran bumi Eropa. Sangat tidak mungkin masuk Indonesia tanpa melewati selat Malaka, belum lagi melalui negara lain Asia. Itu jalur yang ditempuh baik dari India maupun Cina," katanya.

Sementara itu, kepada Mikhail Tsyganov, kepala Biro RIA Novosti di Jakarta, Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda mengatakan bahwa hubungan antara dua negara itu didasarkan atas kepentingan.

"Pada kurun waktu berlainan, alasan pengembangan hubungan baik juga diperkuat oleh perkembangan baik di Rusia dan Indonesia, yang menjurus kepada persamaan orientasi setelah melalui proses peralihan kedua negara menerapkan kebijakan reformasi dan keterbukaan ekonomi," katanya.

Mengenai keadaan hubungan dwipihak saat ini, Menteri Luar Negeri Indonesia itu mengatakan bahwa dokumen dasar acuan, yaitu deklarasi tentang kerangka hubungan persahabatan dan kemitraan 2003, telah dilengkapi dengan peta jalan pengembangan hubungan dwipihak kedua negara, yang dirancang dalam pertemuan pejabat tinggi belum lama ini di Lombok pada 14-15 Juni 2007.

No comments:

.......